Bocoran Karakter Sampai Plot Baru Resident Evil 9, Fix atau Hoax?

Pada 8 November 2024, bocoran tentang karakter dan plot terbaru dari Resident Evil 9 kembali mencuri perhatian para penggemar. Berita tersebut muncul di berbagai forum game terkemuka dan langsung memicu spekulasi di kalangan pemain setia franchise survival horror ini. Meski demikian, banyak yang bertanya-tanya apakah informasi tersebut benar atau sekadar hoax belaka.

Berdasarkan bocoran yang beredar, salah satu hal yang paling menarik perhatian adalah pengenalan karakter baru yang disebut-sebut bakal menjadi tokoh utama di Resident Evil 9. Beberapa sumber menyebutkan bahwa karakter ini memiliki latar belakang yang berkaitan erat dengan virus T, dan ia dikabarkan memiliki kemampuan khusus untuk melawan makhluk-makhluk mutan yang akan muncul di dalam permainan. Beberapa fans menduga bahwa karakter ini akan menjadi pewaris atau penerus dari protagonis sebelumnya, seperti Ethan Winters atau Chris Redfield.

Selain karakter baru, bocoran juga mengungkapkan sedikit tentang plot yang konon akan membawa pemain ke lokasi yang lebih eksotis, mungkin di wilayah yang lebih terisolasi atau negara dengan latar belakang yang lebih kuat secara sejarah, termasuk hubungan dengan eksperimen bioterorisme global. Meskipun bocoran ini menarik, beberapa elemen masih dirahasiakan, meninggalkan banyak pertanyaan di benak para penggemar.

Meski bocoran tentang Resident Evil 9 semakin banyak beredar, Capcom sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai detail cerita atau karakter baru tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa ini hanyalah spekulasi atau mungkin hoax yang sengaja disebar untuk meramaikan hype. Namun, beberapa fans mengklaim bahwa bocoran ini memiliki kredibilitas yang cukup tinggi, mengingat beberapa informasi sebelumnya yang telah terbukti benar.

Bocoran ini tentu saja meningkatkan antusiasme penggemar Resident Evil, yang sudah menunggu kelanjutan kisah dari seri ini. Meski ada yang skeptis, tidak bisa dipungkiri bahwa informasi yang beredar semakin memanaskan suasana menjelang pengumuman resmi dari Capcom. Fans pun berharap, segera ada klarifikasi apakah bocoran tersebut adalah fix atau sekadar hoax yang beredar di kalangan komunitas.

Warner Bros. Games Mulai Kembangkan Hogwarts Legacy 2, Sekuel yang Dinantikan Penggemar

Hogwarts Legacy, game dari dunia sihir Harry Potter, meraih popularitas besar sejak awal 2023, membawa para pemain merasakan pengalaman seru di Hogwarts. Melanjutkan kesuksesan ini, Warner Bros. Games kini sedang mengerjakan sekuel yang dinantikan banyak penggemar, setelah penjualan Hogwarts Legacy melampaui 30 juta unit di seluruh dunia.

Menurut laporan dari Variety, Presiden WB Games, David Haddad, mengonfirmasi bahwa Hogwarts Legacy 2 sedang dalam tahap pengembangan. Ia juga menyebutkan bahwa sekuel ini akan membawa beberapa elemen menarik yang menyambungkan dunia game dengan serial TV Harry Potter yang juga tengah dikerjakan.

Meskipun demikian, Haddad menjelaskan bahwa alur cerita dalam Hogwarts Legacy 2 tidak akan langsung terhubung dengan kisah Harry Potter yang terjadi 100 tahun kemudian, karena latar waktu game berada di era berbeda.

Keterkaitan dengan Serial TV Harry Potter

Serial TV Harry Potter yang tengah digarap akan kembali menghadirkan kisah-kisah dari buku, dengan latar waktu di tahun 1990-an. Meski detail koneksi antara game Hogwarts Legacy 2 dan serial TV belum dipublikasikan, para penggemar menantikan kejutan apa yang mungkin akan dihadirkan.

Haddad menambahkan bahwa mereka memahami besarnya antusiasme penggemar terhadap dunia Harry Potter dan menghabiskan banyak waktu untuk memastikan sekuel ini memenuhi ekspektasi. Baik penggemar muda maupun tua menyambut perkembangan ini, sehingga WB Games berkomitmen menghadirkan pengalaman yang memuaskan bagi semua.

Hogwarts Legacy: Kesuksesan Besar WB Games di Tahun 2023

Hogwarts Legacy berhasil mencetak rekor penjualan, bahkan mengalahkan penjualan beberapa game AAA besar seperti Call of Duty MW III di Amerika Serikat pada tahun 2023. Keberhasilan ini mendorong WB Games untuk memberikan lebih banyak konten bagi para penggemar.

Selain sekuel, WB Games juga sedang mengembangkan Definitive Edition untuk Hogwarts Legacy, yang akan menyajikan konten cerita tambahan yang tidak kalah menarik bagi pemain setia.

Sementara itu, Warner Bros. bekerja sama dengan platform Max untuk serial TV Harry Potter. Saat ini, mereka dalam proses mencari pemeran baru untuk karakter ikonik seperti Harry, Ron, dan Hermione, yang akan tampil dalam adaptasi ulang serial yang diangkat dari buku-buku legendaris tersebut.

Pelajar MTs N 1 Kudus Inovasikan Di Game Piringku

Sekelompok pelajar dari MTs N 1 Kudus baru-baru ini menciptakan inovasi permainan bernama “Game Piringku”. Permainan ini menggabungkan elemen edukasi dan hiburan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan dan pola makan sehat. Inovasi ini merupakan contoh nyata bagaimana generasi muda dapat berkontribusi pada isu sosial melalui kreativitas.

Game Piringku adalah permainan berbasis papan yang dirancang dengan berbagai tantangan dan kuis seputar makanan sehat dan kebersihan. Pemain akan bergerak di atas papan permainan sambil menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tantangan. Setiap jawaban yang benar akan membawa mereka lebih dekat menuju tujuan permainan, sementara jawaban yang salah dapat mengakibatkan mereka kehilangan langkah.

Pelajar MTs N 1 Kudus tidak hanya terlibat dalam desain permainan, tetapi juga dalam proses pembuatan. Mereka memanfaatkan bahan daur ulang untuk membuat papan dan alat permainan, sehingga tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengajarkan pentingnya keberlanjutan. Kegiatan ini memberikan pelajaran berharga tentang kreativitas dan tanggung jawab sosial kepada para pelajar.

Inisiatif ini didukung penuh oleh pihak sekolah dan komunitas setempat. Para guru memberikan bimbingan dalam pengembangan ide, sedangkan anggota komunitas membantu dalam penggalangan dana dan penyediaan bahan-bahan. Kerja sama ini menciptakan sinergi positif, yang menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan ide-ide inovatif.

Game Piringku direncanakan akan diluncurkan dalam sebuah acara khusus di sekolah pada pertengahan bulan November 2024. Acara tersebut tidak hanya akan menjadi ajang perkenalan permainan, tetapi juga sebagai sosialisasi tentang pentingnya makanan sehat dan kebersihan. Diharapkan, permainan ini dapat menjadi alat yang efektif untuk mendidik anak-anak di Kudus dan sekitarnya.

Daftar 4 Game Horor Paling Menyeramkan yang Sempat Dilarang dan Ditarik dari Pasaran

Sejumlah game horor kontroversial, seperti Hotel 626 dan We Happy Few, pernah dilarang dan ditarik dari pasaran karena dianggap terlalu menakutkan. Game-game ini tidak hanya menampilkan elemen horor biasa, tetapi juga menyuguhkan pengalaman yang intens hingga membuat banyak pemain khawatir akan dampaknya.

Dari efek psikologis hingga penggunaan tema gelap yang menakutkan, berikut adalah 4 game horor yang sempat dilarang di berbagai belahan dunia, dikutip dari Listverse pada Sabtu (2/11/2024):

  1. Hotel 626

Hotel 626 adalah salah satu game berbasis web paling legendaris yang hilang dari internet. Game ini dirilis oleh Doritos pada 31 Oktober 2008, dengan konsep yang unik—hanya bisa dimainkan antara pukul 6 sore hingga 6 pagi.

Menggunakan kombinasi video dan foto orang sungguhan, Hotel 626 mengajak pemain untuk melarikan diri dari hotel berhantu. Di dalam game ini, pemain harus menghadapi makhluk menyeramkan seperti hantu, bayi iblis, dan staf hotel yang psikopat.

  1. We Happy Few

Dikembangkan di Inggris, We Happy Few berlatar belakang tahun 1960-an, di mana warga kota terobsesi pada “Joy,” obat yang mengubah realitas menjadi lebih bahagia namun penuh tipu daya. Pemain berperan sebagai karakter yang mencoba kabur dari kota Wellington Wells, menghadapi rintangan mulai dari musuh yang berada di bawah pengaruh Joy hingga lingkungan berbahaya.

Game ini menonjolkan elemen survival, eksplorasi, dan aksi, dipadukan dengan narasi yang dalam serta pilihan pemain yang memengaruhi alur cerita.

  1. Phantasmagoria

Dirilis oleh Sierra On-Line pada tahun 1995, Phantasmagoria adalah game petualangan grafis yang terkenal karena tema horor dan konten yang kontroversial pada masanya. Ceritanya berpusat pada Adrienne Delaney, seorang penulis yang pindah ke mansion tua untuk mendapatkan inspirasi novel horor.

Namun, Adrienne justru menemukan sejarah gelap yang menyelimuti mansion tersebut, dari pembunuhan hingga roh-roh yang terperangkap di dalamnya. Sepanjang permainan, ia harus menghadapi kejadian supranatural yang semakin mengerikan.

  1. Rule of Rose

Rule of Rose adalah game horor bertahan hidup yang dikembangkan oleh Punchline dan dipublikasikan oleh Sony Computer Entertainment. Game ini pertama kali dirilis di Jepang pada 2006, kemudian menyusul di Eropa dan Amerika Utara.

Permainan ini menceritakan kisah Jennifer, seorang gadis yang terperangkap di dunia aneh yang dikuasai oleh sekelompok anak-anak yang menamakan diri mereka “The Red Crayon Aristocrats.” Jennifer harus menjelajahi lingkungan suram dan penuh teka-teki untuk memahami latar belakang kelam dari dunia tersebut dan menemukan kebenaran di balik peristiwa traumatis yang menimpanya.

Review Dragon Age: The Veilguard di Metacritic Dicurigai Menggunakan Template, Ini Temuan Gamer

Game baru Dragon Age: The Veilguard akhirnya resmi dirilis pada 31 Oktober di berbagai platform gaming. Sebelum perilisan, beberapa media gaming telah mendapatkan akses awal untuk memberikan penilaian dan ulasan tentang game ini.

Banyak review yang memberikan skor tinggi pada game ini, namun para gamer justru menemukan hal menarik: sejumlah review di Metacritic tampaknya menggunakan kata-kata dan frasa yang sama. Lalu, apa temuan menarik ini?

Review Dragon Age: The Veilguard di Metacritic Mirip Template?

Diskusi tentang Dragon Age: The Veilguard ramai di kalangan gamer, terutama setelah ditemukan adanya pola kesamaan dalam review dari berbagai media di Metacritic. Sejumlah gamer mencatat bahwa review-review awal dari media besar yang sudah mencoba game ini tampak menggunakan frasa serupa, seperti “return to form,” “without a doubt,” dan “triumphant.”

Kemiripan ini membuat beberapa gamer merasa curiga dengan ulasan yang diberikan, bahkan mempertanyakan apakah review-review tersebut mengikuti semacam template atau panduan khusus. Temuan ini menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan tanda tanya tentang keaslian ulasan Dragon Age: The Veilguard.

Gamer Curiga Review Berulang dari Media Gaming Besar

Seorang pengguna Reddit dengan akun bernama TheCuriousBread membagikan temuannya di forum, yang menunjukkan adanya pola kemiripan pada review beberapa media. Ia juga menunjukkan bahwa beberapa media yang memberikan review berasal dari perusahaan yang sama, memunculkan dugaan bahwa penilaian mungkin kurang independen.

Postingan ini mengundang banyak komentar dari pengguna Reddit lainnya, dengan sebagian besar pengguna mengekspresikan keraguan mereka terhadap ulasan media besar. Bahkan, ada yang menduga bahwa review tersebut mungkin “dibayar” atau menggunakan pedoman tertentu yang harus memasukkan kata-kata spesifik.

Kontroversi Ulasan Dragon Age: The Veilguard, Dibayar atau Panduan Tertentu?

Beberapa gamer menduga bahwa ulasan ini mungkin memang disusun dengan arahan tertentu, baik oleh pihak penerbit game atau media terkait. Hal ini semakin memunculkan spekulasi mengenai independensi dan keaslian ulasan game tersebut.

Itulah informasi terbaru mengenai kontroversi review Dragon Age: The Veilguard di Metacritic yang dianggap mengikuti template serupa. Bagaimana pendapat kalian?

Dragon Age The Veilguard: Port Game AAA Terbaik di PC Menurut Pakar Gaming

Dragon Age: The Veilguard akan segera dirilis secara resmi pada 31 Oktober 2024, dan para penggemar seri Dragon Age sudah menantikan kehadiran game ini. Sejumlah media gaming dan kreator konten telah mendapatkan akses awal untuk memberikan ulasan mereka, dan banyak yang menyebut bahwa versi PC dari game ini adalah salah satu port terbaik saat ini.

Digital Foundry, yang dikenal dengan analisis teknis game dan perangkat keras, memberikan pandangannya terhadap performa Dragon Age The Veilguard di PC dan menyebutnya sebagai port yang sangat baik untuk platform tersebut. Berikut alasan mengapa game ini dianggap sebagai salah satu port PC terbaik di kelas AAA.

Mengapa Dragon Age The Veilguard Versi PC Dianggap Sebagai Port Terbaik?

Dalam video dan ulasan di situs mereka, Digital Foundry memaparkan alasan teknis mengapa Dragon Age: The Veilguard sangat layak mendapat pujian. Salah satu aspek penting yang dibahas adalah bagaimana game ini menghadirkan performa yang sangat stabil, dengan frame time yang konsisten sepanjang gameplay.

Fitur Ray Tracing yang disematkan dalam game juga memberikan visual yang mengesankan di PC dengan spesifikasi tinggi, memberikan kualitas grafis yang lebih unggul daripada versi konsol. Selain itu, game ini dioptimalkan dengan sangat baik bahkan untuk kartu grafis kelas menengah seperti RTX 4060, menjadikannya lebih mudah diakses oleh lebih banyak pemain PC.

Menu pengaturan dalam game ini pun mendapat perhatian khusus dari Digital Foundry, karena menghadirkan pilihan kustomisasi yang mendetail untuk pengguna. Game ini juga dirancang agar dapat beroperasi optimal di GPU dengan VRAM 8GB, memberikan fleksibilitas bagi para pemain dengan perangkat keras yang beragam. Salah satu nilai tambah yang diberikan adalah absennya sistem anti-pembajakan seperti Denuvo, yang membantu meningkatkan performa game di PC.

Teknologi Frostbite Engine untuk Visual Maksimal

Dragon Age The Veilguard menggunakan Frostbite Engine dari DICE, yang juga digunakan dalam game populer lainnya dari EA seperti Battlefield, Anthem, dan Need for Speed. Engine ini memungkinkan game untuk menghadirkan grafis yang memukau dan performa yang optimal di PC, sesuai dengan standar tinggi yang diharapkan dari game AAA.

Digital Foundry menyimpulkan bahwa Dragon Age The Veilguard menunjukkan peningkatan besar dalam kualitas port game PC, dengan dukungan teknis yang solid dari BioWare sebagai pengembang. Mereka memberikan penilaian positif terhadap game ini, menyebutnya sebagai contoh yang baik dari port game PC yang dioptimalkan dengan benar.

Itulah ulasan mengenai performa Dragon Age The Veilguard versi PC yang mendapat pengakuan sebagai salah satu port terbaik untuk platform ini. Bagaimana pendapat Anda? Siapkah Anda menjajalnya di PC?

Gamer yang Mengkritik Dragon Age: The Veilguard Tak Mendapatkan Review Code dari BioWare

Game terbaru dari seri Dragon Age, yang berjudul Dragon Age: The Veilguard, dijadwalkan rilis pada akhir Oktober 2024. Sejumlah media gaming dan beberapa konten kreator di platform seperti YouTube dan Twitch dilaporkan telah mendapatkan akses awal untuk memberikan ulasan.

Namun, muncul kabar bahwa BioWare, selaku pengembang, tidak memberikan review code kepada beberapa kreator yang sebelumnya memberikan kritik tajam terhadap permainan tersebut. Apakah kabar ini benar?

Seorang YouTuber sekaligus pengulas game, WolfheartFPS, mengunggah pernyataan di akun X (Twitter)-nya terkait pembagian review code dari Dragon Age: The Veilguard. Dalam cuitannya, WolfheartFPS menyebutkan bahwa ada tiga kreator, termasuk dirinya, yang memberikan kritik lebih mendalam pada saat mencoba akses hands-on game tersebut. Mereka merasa ulasan kritis mereka menjadi alasan mengapa tidak satu pun dari mereka mendapatkan review code untuk Dragon Age: The Veilguard sebelum peluncuran resminya.

Beberapa Konten Kreator Terkena Dampak, Termasuk Fextralife

Kasus ini bukan hanya dialami oleh WolfheartFPS. Saluran YouTube Fextralife, yang dikenal dengan konten panduan dan wiki untuk game RPG, juga menghadapi situasi serupa. Dalam video terbarunya, Fextralife menjelaskan bahwa mereka belum menerima review code dari BioWare, meskipun mereka sempat diundang untuk sesi hands-on sebelumnya dan telah membuat konten reaksi terhadap game tersebut.

Menurut Fextralife, video hands-on yang mereka buat berisi pandangan positif, meski mereka memberikan beberapa masukan kritis. Namun, mereka menduga hal ini mungkin menjadi penyebab tertundanya akses review code. Setelah mencari informasi, mereka menemukan bahwa beberapa kreator lain juga mengalami masalah serupa dan tidak diberikan review code karena memberikan kritik terhadap Dragon Age: The Veilguard.

Banyak kreator yang menghadapi masalah ini merasa bahwa pendapat kritis mereka terhadap aspek tertentu dalam game membuat mereka tidak diizinkan untuk mengakses review code lebih awal. Situasi ini memicu diskusi di kalangan komunitas gaming mengenai transparansi dan sikap pengembang terhadap kritik konstruktif.

FitGirl Repacks Masuk Daftar Hitam: Ancaman Utama Pembajakan di Industri Video Game

Pembajakan video game masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Meski perusahaan-perusahaan game besar telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan pembajakan, seperti menerapkan sistem anti-pembajakan seperti Denuvo, praktik ini tetap saja marak terjadi. Salah satu situs unduhan game bajakan yang sering digunakan adalah FitGirl Repacks.

Baru-baru ini, muncul kabar bahwa situs FitGirl Repacks masuk dalam daftar utama sebagai ancaman pembajakan bagi industri video game. Apakah kabar ini benar?

Informasi ini berasal dari laporan yang diserahkan oleh Entertainment Software Association (ESA), yang baru-baru ini mengajukan dokumen terkait kondisi pasar dalam industri hiburan, termasuk sektor video game. Dokumen ini diajukan kepada Office of the US Trade Representative (USTR), yang mencakup penjelasan rinci mengenai “Pasar Terkenal” dalam pembajakan video game.

Dokumen dari ESA ini merinci kondisi pasar pembajakan global dan diharapkan dapat membantu pembentukan kebijakan hak cipta internasional oleh Pemerintah Amerika Serikat di masa mendatang. Di dalam dokumen tersebut, tercantum berbagai situs pembajakan yang mudah diakses publik, termasuk situs download game bajakan populer.

Sebagai organisasi yang mewakili perusahaan-perusahaan video game besar seperti Electronic Arts, Epic Games, Microsoft, Nintendo, Sony, dan Ubisoft, ESA menyebut situs FitGirl Repacks sebagai salah satu situs utama dalam daftar tersebut.

Detail Situs FitGirl Repacks di Laporan ESA

Dalam laporan tersebut, FitGirl Repacks dijelaskan sebagai situs yang menyediakan banyak kopian game bajakan dengan trafik tinggi. Pada Juli 2024, situs ini tercatat memiliki jumlah pengunjung hingga 22 juta orang. ESA mengungkapkan bahwa situs ini telah menjadi perhatian utama di tingkat internasional karena tidak mematuhi permintaan untuk menghapus konten pelanggaran hak cipta. Bahkan, pemerintah Spanyol telah memblokir akses ke situs ini melalui Kementerian Komunikasi setempat.

Selain FitGirl Repacks, ada beberapa situs lain yang juga masuk dalam daftar ancaman pembajakan dalam dokumen ESA, yaitu:

  • nsw2u
  • dodi-repacks

Selain situs unduhan game bajakan, dokumen ESA juga membahas berbagai platform lain yang terkait dengan pembajakan, termasuk situs hosting untuk mengunduh file seperti 1fichier, situs torrent seperti 1337x, dan situs cheat seperti unknowncheats.

Saat artikel ini ditulis (21/10), belum ada informasi lebih lanjut mengenai tindakan lanjutan dari ESA atau USTR terkait pemantauan atau penindakan situs-situs ini. Kita masih menunggu informasi resmi dari mereka terkait langkah berikutnya.

Itulah sekilas tentang daftar pengawasan yang melibatkan FitGirl Repacks dan situs download game gratis lainnya yang diidentifikasi sebagai ancaman bagi industri game. Bagaimana pendapat kalian mengenai informasi ini?

Mantan Bos PlayStation Soroti Penurunan Kreativitas di Industri Video Game

Mantan pemimpin Sony Interactive Entertainment, Shawn Layden, menyoroti perubahan yang terjadi dalam industri game modern, terutama terkait dengan kreativitas yang menurun akibat semakin tingginya fokus pada monetisasi. Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas game menunjukkan penurunan kepercayaan terhadap developer, dengan banyaknya kritik tajam dan respon negatif dari para pemain.

Layden, yang juga dikenal sebagai mantan bos PlayStation, menyatakan bahwa penurunan kreativitas ini diakibatkan oleh meningkatnya biaya produksi serta kecenderungan publisher yang lebih memilih menghindari risiko dengan hanya fokus pada proyek yang dipastikan menghasilkan keuntungan. Dalam sebuah diskusi di Gamescom Asia, Layden berbagi pengalamannya selama tiga dekade di Sony, mencatat bahwa perubahan orientasi bisnis yang terlalu besar telah mengubah cara pandang industri terhadap pengembangan game.

Layden menjelaskan bahwa di masa lalu, pertanyaan yang diajukan saat membuat game lebih sederhana dan berfokus pada pengalaman bermain: “Apakah game ini menyenangkan? Apakah kami menikmati bermainnya?” Jika jawabannya ya, maka proyek tersebut mendapatkan persetujuan untuk dikembangkan. Saat itu, biaya pembuatan game tidak sebesar sekarang, sehingga toleransi risiko juga lebih tinggi.

Namun kini, anggaran pembuatan game bisa mencapai ratusan juta dolar. PlayStation, misalnya, telah mengeluarkan lebih dari $200 juta untuk game seperti Horizon: Forbidden West dan The Last of Us Part 2. Anggaran besar tersebut juga belum termasuk biaya pemasaran, sehingga publisher cenderung menghindari risiko dan berfokus pada game yang menjanjikan keuntungan besar, seperti sekuel dan game yang meniru kesuksesan judul populer.

Layden juga mencatat bahwa tren ini menciptakan pasar yang penuh dengan sekuel dan game serupa. Menurutnya, banyak penerbit saat ini memiliki pola pikir bahwa jika game populer seperti Fortnite menghasilkan banyak uang, maka membuat game serupa akan menghasilkan hasil yang sama.

Imbas dari fokus pada keuntungan ini, menurut Layden, adalah penurunan kreativitas dan inovasi. Banyak studio lebih memilih untuk mengikuti tren pasar demi stabilitas finansial daripada menciptakan sesuatu yang baru dan unik untuk konsumen. Layden juga menyayangkan semakin jarangnya game beranggaran menengah yang dulu dikenal karena kreatif dan inovatif.

Namun, Layden tetap memberikan apresiasi kepada game indie berkualitas yang saat ini menjadi penerang bagi industri. Dia menyebutkan bahwa di masa lalu, studio seperti THQ dan pengembang AA lainnya mengisi celah dengan game beranggaran rendah namun kreatif. Sekarang, industri didominasi oleh game indie kecil dan blockbuster besar yang membawa risiko besar jika gagal sukses di pasaran.

Contoh tren ini bisa dilihat dari perilisan game PlayStation dalam beberapa tahun terakhir. Dulu, Sony menerbitkan kombinasi antara judul besar seperti Uncharted 4 dan game unik seperti The Last Guardian. Namun, tren ini jarang terlihat lagi, kecuali beberapa pengecualian seperti Astro Bot, yang menjadi contoh langka dari game dengan pesona yang khas di tengah dominasi game blockbuster.

Game Terbaru Naughty Dog Hadir dengan Fokus pada Kebebasan Pemain

Naughty Dog, developer game terkenal yang telah sukses dengan franchise The Last of Us, kini menjadi pusat perhatian lagi dengan kabar terbaru terkait proyek game terbarunya. Dikenal atas kemampuan storytelling yang memukau, Naughty Dog tampaknya akan memperkenalkan sesuatu yang segar dalam proyek game terbarunya.

Menurut laporan dari VGC, Ben Hanson, CEO MinnMax, mengungkapkan bahwa ia menerima informasi dari seorang sumber rahasia yang terlibat langsung dalam pengembangan game ini. Rumor yang beredar menunjukkan bahwa game baru Naughty Dog akan menghadirkan konsep yang fokus pada pemain, memberikan kebebasan bermain secara lebih luas dibandingkan game sebelumnya.

Hanson menyatakan bahwa hasil akhir dari proyek ini berpotensi mengejutkan banyak gamer. Meskipun ia tidak merinci lebih jauh tentang game tersebut, proyek ini kerap dibandingkan dengan game-game lain yang mengusung konsep “kebebasan bermain” yang mirip dengan genre sandbox. Namun, Hanson memastikan bahwa franchise Hitman tidak menjadi bagian dari perbandingan tersebut.

Pada tahun lalu, Neill Druckmann, salah satu petinggi Naughty Dog, sempat menyampaikan bahwa mereka sedang menjauh dari model game naratif tradisional. Alih-alih hanya fokus pada cutscene sinematik, Naughty Dog berencana untuk menggali lebih dalam aspek gameplay yang lebih imersif, terinspirasi oleh game seperti Elden Ring.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa elemen cutscene sinematik akan dihilangkan sepenuhnya. Neill menekankan bahwa mereka akan tetap mempertahankan storytelling yang kuat melalui lingkungan dalam game (environmental storytelling), namun dengan pendekatan yang lebih inovatif dibandingkan game-game sebelumnya.

Dengan demikian, jika rumor ini benar, proyek terbaru Naughty Dog akan menghadirkan pengalaman yang berbeda dibandingkan judul-judul mereka dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, kita masih harus menunggu konfirmasi resmi dari pihak Naughty Dog mengenai kabar ini.